Rabu, 01 Agustus 2012

Kerugian Pencemaran Terhadap Lingkungan


Kerugian Pencemaran Terhadap Lingkungan
Kerugian lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain.
Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan; misalnya, timbul penyakit baru yang sebelumnya tidak ada.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika mengalami perubahan yang cukup menyedihkan.
Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah industri ternyata telah memberikan dampak serius mengancam satu atau lebih unsur lingkungan: Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah,jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan.

Dampak Pencemaran Lingkungan


Penyebab dan Solusi dan Dampak Pencemaran Lingkungan

Lingkungan berarti keadaan atau kondisi yang mengelilingi kita. Bumi, rumah kita, memberikan semua hal penting yang dibutuhkan untuk hidup kita. Untuk kelangsungan hidup kita di lingkungan, kita harus melestarikan biosfer yang sehat dengan semua sistem ekologi, semua tumbuhan dan hewan, tanah yang subur, air murni, dan udara bersih.

Sekarang hari, keindahan alam bumi ini menghilang, sebagai orang di seluruh dunia menghancurkan keindahan oleh eksploitasi sumber daya maksimum. Tingkat kerusakan lingkungan hidup sangat tinggi dibandingkan dengan tahun terakhir.

Penyebab pencemaran lingkungan
Berbagai masalah lingkungan sekarang mempengaruhi bumi kita. Sebagai globalisasi terus dan proses alam bumi mengubah masalah lokal menjadi isu-isu global, beberapa masalah yang sekarang mempengaruhi dunia adalah hujan asam, polusi udara, pemanasan global, limbah berbahaya, penipisan ozon, asap, polusi air, dll overpopulasi Smog dan racun mengapung di udara, yang disebabkan oleh pemborosan dari industri cerobong asap dan dengan menggunakan lebih dari minyak-pembakaran kendaraan.

Polusi lingkungan efek kehidupan manusia. Satu dari lima orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena faktor berkaitan dengan efek pencemaran lingkungan. Namun, masalah yang paling berbahaya dari pencemaran lingkungan pada kehidupan manusia adalah efek rumah kaca. Jaringan Air Ekumenis mengatakan sekitar 1,1 miliar orang di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka di Asia, ditolak air dan sanitasi yang memadai, sementara dua juta orang meninggal setiap tahun penyakit yang disebabkan oleh air yang buruk dan sanitasi. Kebanyakan masalah lingkungan yang terjadi dengan penyalahgunaan energi dan sumber daya. Orang-orang generasi baru tidak menyadari pentingnya daur ulang energi dan konservasi itu, yang pada gilirannya menyebabkan masalah yang lebih serius.

Solusi untuk masalah lingkungan bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi lebih dari sumber daya alam dan emisi karbon ke atmosfer dari kendaraan. Cobalah untuk mengendalikan proyek-proyek pembangunan industri yang menyebabkan polusi air dan juga kegiatan yang katalisis pemanasan global dan penggundulan hutan iklim changes.Reduce untuk kegiatan pembangunan dan konsumsi bahan biodegradable non. Kurangi kegiatan yang menyebabkan pencemaran badan air, udara, hutan, dan tanah.

Recycle adalah metode. Banyak produk yang didaur ulang. Dengan ini kita dapat mengurangi ketegangan lingkungan. Perangkat elektronik, seperti komputer dan ponsel dapat didaur ulang. Buat kompos limbah tanaman untuk meminimalkan limbah dan output karbon dioksida sekaligus menciptakan pupuk organik sehat. Mendaur ulang bahan yang digunakan dengan teknologi yang tersedia untuk mengurangi deforestasi. Hal ini pada gilirannya dapat menyelamatkan pohon.

Pencemaran Lingkungan Udara,Dampak Beserta Solusi


Posted on Januari 7, 2009 by Putra
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
Klasifikasi Pencemar Udara :
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh:  Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
Jenis-jenis Bahan Pencemar:
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
Penyebab Utama Pencemaran Udara :
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
- Sepeda motor 207 %
- Mobil penumpang 177 %
- Mobil barang 176 %
- Bus 138 %
Pencemaran Udara akibat Kendaraan Bermotor
Pencemaran Udara akibat Kendaraan Bermotor
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
Sampah semakin memperparah Pencemaran Udara
Sampah semakin memperparah Pencemaran Udara

Pencemaran Lingkungan Dan Solusinya


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDdVo6JihXfATzHKadizAYYSlQEISL8tm8PhS-mFIR_6wUsXgOY6NA0jfpPBV5ll0myKbKo6jsDZ8vHRDBQrlsF3VfnBMh7qDF3hOlYtVLBwo90S7B5-UeYU-EbeOdQyg9jLPMKB0kqVk8/s320/pecemaran.jpg

Pencemaran Lingkungan dan Solusinya


Ciri,sifat dan macam polusi:

Lingkungan terdiri dari kompenen biotik dan abiotik.

Contoh lingkungan yang alami adalah hutan.Disana semuanya alami dan masih segar,tidak pernah terkena polusi uadara,tanah dan air.Lingkungan yang tidak statis artinya terjadi penurunan biota seperti tumbuhan dan semakin sedikitnya pengurai karena pencemaran tanah dan air.

Perubahana lingkungan yang disebabkan oleh manusia dapat berakibat pada alam,misalnya penebangan hutan.Illegal Logging yang dilakukan secara terus menerus dapat berdampak sangat berbahaya bagi manusia,contuh kecil adalah banjir dan longsor.

Sebagian besar sumber pencemaran adalah:
  • Limbah Industri
  • Limbah rumah Tangga
  • Pertanian
  • Pengolahan kayu
  • Penggunaan bom oleh nelayan untuk mencari ikan
  • asap kendaraan dan rokok
  • penggundulan lahan

Solusi untuk Mencegah Pencemaran Lingkungan:
  1. Tindakan secara Adminitratif
  2. Tindakan dengan menggunakan teknologi
  3. Tindakan melalui education/pendidikan

Mengelola Gaya Hidup Lingkungan


Pengelolaan Persampahan: Menuju Indonesia Bebas Sampah (Zero Waste )
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.
Jenis Sampah
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah: Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
a) Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b) Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
c) Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d) Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.

Lingkungan Hidup


Lingkungan Hidup
 http://alamendah.files.wordpress.com/2010/09/ramah-lingkungan-hidup.jpeg?w=640
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan mimiriskan.

Lingkungan Kebersihan dan Kesehatan


LINGKUNGAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN DALAM HIDUP MANUSIA
Kehidupan tidak dapat dipisahkan dengan kebersihan. Menyia-nyiakan kebersihan dapat menimbulkan bencana dalam kehidupan. Dengan hidup bersih akan menjadi pangkal kesehatan dan kecerdasan
Seharusnya hidup dengan lingkungan yang bersih mestinya sudah diajarkan sejak dini agar kelak  dewasa menjadi hal yang terbiasa. Kebersihan sudah menjadi masalah rutin dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita harus menyadari apa itu kebersihan. Bersih adalah sesuatu yang  bebas dari hal yang kotor. Jadi benda yang di katakan bersih apabila tidak ada kotoran berupa apa pun. Maka dari pengertian di atas bisa kita ketahui kebersihan berarti sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari hal-hal yang kotor yang dapat disenangi oleh kuman serta menjadi sarang penyakit. Sesuatu yang dapat menyebabkan kotor bisa berasal dari debu, sampah sisa makanan, barang-barang bekas, dan bangkai hewan. Apabila sumber kotor itu tidak di bersihkan atau di biarkan akan menjadi sarang dari berbagai penyakit.. Agar itu tidak terjadi maka kita harus terapkan hidup bersih setiap hari.
Dalam hidup bersih terlebih dahulu yang kita lihat adalah diri kita sendiri. Apakah diri kita sudah tampil bersih? Orang yang rajin merawat badan,  berpakaian yang bersih akan tercermin juga terhadap kebersihan rumahnya dan juga lingkungan sekitarnya. Dapat juga dikatakan orang yang berpenampilan rapi dan bersih. di mana dan kapan pun  orang itu biasanya selalu menerapkan kebersihan. Dan bila orang itu berpenampilan tidak rapi dan kotor, biasanya rumah dan lingkungannya juga kotor. Untuk membersihkan badan semua orang pasti mandi yaitu membersihkan tubuh dengan air bersih dan sabun, mencuci rambut dengan shampo dan menyikat gigi dengan pasta gigi. Kemudian berpakaian, pakaian yang kita pakai seharusnya bersih dan rapi agar kita nyaman memakainya. Agar pakaian selalu bersih, sehabis dipakai harus dicuci dan di setrika. Selain kebersihan penampilan diri yang tdak kalah penting adalah kebersihan rumah karena manusia untuk bisa bertahan hidup  harus memiliki tempat tinggal yaitu rumah. Kebersihan rumah harus dirawat dengan cara merapikan dan membersihkan perabotan rumah dari debu, menyapu lantai ruangan dan dipel, menyapu halaman rumah, dan membuang sampah pada tempatnya. Merawat rumah agar tetap bersih dan rapi harus dilakukan setiap hari, sehingga rumah akan menjadi lebih nyaman dan terhindar dari sumber -sumber penyakit.
Kalau rumah sudah terasa nyaman kita harus peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar seperti di taman, selokan atau got dan juga kali. Biasanya di selokan atau got atau juga kali paling sering kita  temukan sampah, ini akibat tangan-tangan orang yang  tidak bertanggung jawab yang terbiasa membuang sampah sembarangan. Apabila selokan atau kali tersumbat karena sampah yang menumpuk, air selokan atau kali akan tergenang dan ini akan menjadi sarang jentik-jentik nyamuk dan patalnya lagi pada saat musim hujan bisa  menyebabkan banjir. Jadi selokan atau kali harus di bersihkan agar tidak menimbulkan bencana. Sampah perlu ditangani dengan serius karena dampaknya sangat besar terhadap kehidupan manusia. Sampah juga bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia apabila bisa mengolahnya Misalnya sampah anorganik bisa kita daur ulang sedangkan sampah organik seperti daun kering dapat kita jadikan pupuk kompos, tidak perlu kita bakar karena dapat menyebabkan polusi udara. Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan secara bergotong-royong dengan melibatkan anak-anak untuk membiasakan hidup dengan lingkungan yang selalu bersih dan sehat.
Seperti kalimat di atas bahwa bersih pangkal kesehatan dan kecerdasan. Dengan selalu menjaga kebersihan secara tidak langsung kita telah peduli terhadap kesehatan diri dan kesehatan lingkungan. Kebersihan berguna bagi kesehatan diri kita yang tidak mudah dikunjungi penyakit. Merawat  lingkungan secara rutin juga berarti untuk mencegah sarang-sarang penyakit karena di tempat-tempat yang kotor merupakan tempat tumbuhnya bibit-bibit penyakit seperti Nyamuk Aides Agepty yang menimbulkan penyakit DB (demam berdarah). Dengan menerapkan 3M kita dapat menghentikan perkembangan nyamuk, 3M yaitu: menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan memberi Abate, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa tergenang air. Apabila seorang warga terkena demam berdarah maka daerah itu harus di laksanakan penyemprotan, karena penyemprotan hanya dapat membunuh nyamuk dewasa dan tidak bisa membunuh jentik nyamuk. Karena itu mencegah lebih baik dari pada mengobati. Untuk orang-orang yang senang memelihara ayam juga harus bisa merawat ayamnya dengan memberi vaksin dan juga merawat kebersihan kandangnya dengan baik agar tidak tertular flu burung. Apabila itu tidak di perhatikan dan ayamnya tertular flu burung, maka ayam itu harus di bakar agar tidak menular kepada ayam lain dan manusia.
Bila lingkungan sudah bersih dan kita hidup sehat maka yang bisa kita dapat yaitu kecerdasan, orang yang peduli terhadap kebersihan dan tahu bagaimana cara hidup sehat juga termasuk orang yang cerdas dan karena orang yang sehat mampu berpikir dan berkreativitas. Di lingkungan belajar seperti di kamar dan di sekolah kita juga harus menjaga bersih agar kita dapat belajar dengan nyaman. Maka untuk itulah kita harus menerapkan hidup bersih dan sehat agar menjadi orang yang cerdas, dan menjadi contoh bagi adik-adik agar dari sejak dini mereka berguna di kemudian hari dan tahu betapa pentingnya kebersihan itu di kehidupan ini.

Tentang Lingkungan Hidup


Artikel Tentang Lingkungan Hidup
Hmm..apa sih lingkungan hidup, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling kita di permukaan bumi ini sob, baik yang makhluk hidup ataupun benda mati...lingkungan terbagi dua ada lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan berupa makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan, sedangan abiotik berarti benda mati atau makhluk nggak hidupm, contohnya angin, cahaya, tanah dan lainnya.
Buat teman-teman yang pengen cari artikel tentang lingkungan hidup, kali ini kita akan berbicara tentang Pengertian Lapisan Ozon, Bahan Perusak Ozon & Dampaknya Bagi Kesehatan.
Pengertian Lapisan Ozon, Bahan Perusak Ozon & Dampaknya Bagi Kesehatan
Apakah itu Ozon teman-teman? Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di atmosfir, unsur kimia yang terkandung dalam partikel ozon adalah tiga buah oksigen (O3). Sedangkan keberadaan ozon sendiri di alam terdapat di dua wilayah atmosfer. Ozon di troposfer (sekitar 10 s/d 16 km dr permukaan bumi ) sayangnya kandungan pada lapisan ini hanya 10%. Sedangkan selebihnya berada di lapisan stratosfir (50km dr puncak troposfer) disini kandungan ozon mencapai 90%. Maka seringkali disebut lapisan ozon, karena memiliki kandungan 03 (ozon) yang paling banyak.
 
Pertanyaannya kemudian bagaimana jika lapisan ozon menipis?, “ Menipisnya lapisan ozon menyebabkan meningkatnya radiasi ultraviolet matahari terutama UV-B yang mampu mencapai permukaan bumi”. Dari data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir kondisi dari bulan Oktober 1980 sampai dengan Oktober 1991 kondisi lubang pada lapisan ozon makin memprihatinkan dan makin membesar, hampir sebesar benua Australia. Kondisi terbaru memang sudah lebih baik menurut data per – 9 September 2011 minimum 164 DU terletak di lokasi 76 derajat selatan dan 108 derajat sebelah barat dengan luas sekitar 18.12 million km2 dan kehilangan partikel ozon sebesar 8.14 megatron. Dari foto satelit lubang ozon di kutub utara masih terlihat terjadi penipisan. penipisan itu berada di sekitar Rusia dan Skandinivia, selain yang juga terlihat di Australia.
Banyaknya Bahan Perusak Ozon (BPO) Disekeliling Kita
Bahan Perusak Ozon masuk ke Indonesia melalui impor, karena bahan ini diperlukan oleh industri baik untuk manufaktur AC/Refrigerasi dan Industri Busa, maupun untuk kegiatan servis produk (barang) yang menggunakan BPO. Umumnya penggunaan CFC dan HCFC sebagian untuk membantu daya semprot pada peralatan kosmetik (cth. hairspray), semprot nyamuk, peralatan pemeliharaan otomotif, pembersih rumah, cat semprot dan alat kesehatan.
Selain itu CFC dan HCFC dipergunakan untuk membuat busa pelapis insulasi panas yang digunakan untuk menahan panas agar tidak masuk kedalam lemari pendingin dan mencegah dingin tidak keluar dari peralatan pendingin. Penggunaan CFC dan HCFC pada pembuatan busa sol sepatu, tempat tidur, jok kursi dan stereoform pada wadah makanan. SElain CFC dan HCFC, dikenal pula istilah halon, penggunaan halon untuk bahan pemadam kebakaran dan masih banyak seperti dibawah ini;
Penggunaan BPO CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin padaAC, Penggunaan BPO CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin untuk Refrigerasi.
Penggunaan CFC-11 sebagai bahan pengembang tembakau pada rokok rendah tar.
Penggunaan BPO : CFC, HCFC, CTC dan TCA untuk bahan pelarut digunakan sebagai bahan untuk membantu membersihkan peralatan. Fumigasi Hama : Metil Bromida dan Penggunaan BPO Methil Bromida untuk fumigasi hama
Permasalahan selain merusak lapisan ozon, BPO yang terlepas ke atmosfir memberikan kontribusi terhadap pemanasan global dengan adanya emisi CO2. Semakin banyaknya peralatan yang menggunakan BPO semakin besar tantangan untuk mencegah terjadinya emisi yang merusak lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global. Oleh sebab itu penangan barang-barang bekas yang memiliki BPO dalam sistemnya menjadi penting diperhatikan.
Upaya Pencegahan.
Di Indonesia halon yang bekas pakai dapat ditampung di Halon Bank yang terdapat di Garuda Maintenance Facilities. Pada fasilitas ini Halon dapat dikumpulkan dan dimurnikan sehingga dapat dipergunakan kembali untuk penggunaan kritis.
Upaya Pengaturan: Internasional dan Nasional. Sebenarnya upaya sudah dilakukan oleh masyarakat Internasional misalnya dengan adanya Konvensi Wina (Vienna Convention – 1985) yang membahas lebih rinci mengenai perlindungan lapisan ozon. Pertemuan ini sudah sampai pada pertemuan yang ke 9 atau yang dikenal dengan COP-9. Sedangkan Protokol Montreal 1987 yang membahas langkah-langkah untuk membatasi produksi dan konsumsi bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon. Sudah sering kali dilakukan, sampai tahun ini MOP sudah yang ke 23 kali pertemuannya dilakukan.
Pemerintah Indonesia sudah berupaya menjalankan tugas dan kewajibannya melaksanakan penghapusan BPO secara bertahap melalui pengurangan impor BPO secara bertahap, Alih teknologi untuk menghentikan penggunaan BPO. Mengelola BPO yang beredar di Indonesia. Mencegah terlepasnya emisi BPO terlepas ke atmosfir. Meningkatkan kesadaran dan peran serta seluruh pemangku kepentingan.